
Sebagai negara yang memiliki perairan sangat luas, Indonesia memiliki banyak potensi di dalamnya. Pemahaman mengenai karakteristik Perairan Indonesia diperlukan untuk dapat memanfaatkan potensi tersebut, salah satunya karakteristik oseanografi. Proses pendataan karateristik oseanografi Perairan Indonesia memiliki tantangan tersendiri, dibutuhkan instrumen yang dapat mengakomodasi seluruh wilayah perairan dengan sistem real-time. Instrumen tersebut harus dapat mengukur pada kondisi laut dalam, laut dangkal, dan mempunyai banyak alat pengukur yang beragam. Riset ini bertujuan untuk membuat sebuah rancang bangun instrumen observasi laut dengan sistem lagrangian untuk pengukuran insitu.
Saat ini, belum ada alat yang dapat mengukur secara time-series dan dapat mengcover seluruh perairan Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, mulai tahun 2011 sampai tahun 2017 telah dilakukan analisis, diskusi, dan pembuatan alat sebagai bagian dari tahapan penelitian tahun ini. Pada tahun 2017 sebuah propagul instrumen telah berhasil dirancang. Instrumen ini dinamakan dengan GERNED (GPS Drifter Combined) dengan banyak mini instrumen terpasang dengan sistem informasi real time. Penelitian ini merupakan tahun kedua dimana tahun pertama (2017) didanai Riset Fundamental Unpad (RFU) Tahun 1 sudah menghasilkan GERNED dimana masih terdapat banyak kekurangan. Kajian ini juga merupakan kajian lanjutan dari experimental design dikombinasikan dengan observasi lapangan. Analisis lanjutan akan dilakukan terhadap desain chasing, sensor serta aplikasi berdasarkan hasil evalusi dari hasil tahun sebelumnya. Penelitian ini juga merupakan salah satu Penelitian Unggulan dari FPIK.
RHEA (Drifter GPS Oceanography Coverage Area) merupakan kajian lanjutan yang diharapkan dapat membuat alat dengan konsep baik, murah, mudah, tahan lama serta lebih baik dari propagul instrumen sebelumnya. Alat ini dapat diaplikasikan untuk berbagai aplikasi seperti kecelakaan kapal, tumpahan minyak, monitoring kualitas air, sampah laut. Alat ini Hasil kerjasama dengan Marine Research Laboratory (MEAL) FPIK-UNPAD dan PT Robomarine Indonesia (RMI) yang fokus pada wadah bawah air. Peneliti dari FPIK adalah Noir P. Purba sebagai ketua peneliti, Alexander M.A. Khan, Ibnu Faizal, dan Putri G. Mulyani.
Kajian ini khusus menemukan (menciptakan) instrumen dasar pengukuran fisis kelautan (Suhu Permukaan Laut, pH, Salinitas, DO, arus, Temperatur Udara) yang berbiaya rendah dan berbahan lokal. Namun alat ini tidak saja dapat digunakan di laut, namun juga diperairan air tawar Untuk kegiatan monitoring kualitas perairan. Sistem penerimaan yang digunakan dapat dikirimkan melalui sinyal satelit, GSM, dan disimpan dalam memori.

Hasil yang didapatkan bahwa instrumen ini diproduksi dengan pengunaan bahan baku lokal sebanyak 70%, proses produksi dilakukan di dalam negeri. Alat ini juga sudah dapat menggabungkan beberapa sensor menjadi satu bagian dalam satu wadah dan dapat terkoneksi dengan penerima yang jauh dari pengukur yang menghasilkan data secara real time atau near real time. Artinya, alat ini juga sudah memiliki bentuk yang mengikuti konsep lagrangian. Perlu dilakukan pegujian berkala sehingga dapat diaplikasikan pada lingkungan yang berbeda yaitu pada perairan asin, payau, serta tawar.


Pengembagan selanjutnya adalah dengan menambahkan modul yang dapat membawa instrumen ini kedalam perairan sehingga dapat diukur profil massa air nya. Saat ini sedang dalam tahap komersialisasi agar dapat diproduksi massal.
Penulis:
Noir P. Purba