
Program Studi Sarjana Terapan Pariwisata Bahari, Fakulta Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran mengadakan acara Marine Tourism Talk Show 2.0 dengan mengangkat tema: “ Membangkitkan Pariwisata Bahari Melalui Ekonomi Kreatif” dengan mengahadirkan dua narasumber yaitu Hj. Siti Muntamah Oded.,S.Ap (Isteri Walikota Bandung) sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Kota Bandung dan Dr. Atikah Nurhayati.,SP.,MP selaku Dosen FPIK, Universitas Padjadjaran.
Narasumber Hj Siti Muntamah Oded., S.Ap menyampaikan materi mengenai pemulihan ekonomi kreatif. Beliau menyampaikan bahwa usaha mengembalikan geliat laju perekonomian kerakyatan sebagai konsekuensi kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam rangka menggeliatkan aktivitas ekonomi masyarakat.
Bandung punya keunggulan dalam menyukseskan pemulihan ekonomi melalui kreatifitas. Kreativitas merupakan kunci untuk mengelola potensidan merebut pasar dengan cara-cara yang sesuai tuntutan kebutuhan dan zaman, terutama di masa Covid-19 masih berlangsung, untuk itu, butuh dukungan multisektor: (1) pemerintah, (2) masyarakat, (3) dunia usaha, (4) media, (5) akademisi untuk turut serta membangkitkan kembali bergeliatnya ekonomi kreatif.
Kota Bandung memiliki Visi “Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman,Sejahtera dan Agamis. Kota Bandung memiliki Misi yaitu : (1) membangun masyarakat yang humanis, agamis, berkualitas dan berdaya saing; (2) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, bersih dan melayani, (3) membangun perekonomian yang mandiri, kokoh, dan berkeadilan, (4) mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan, (6) Mengembangkan pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif dan terintegrasi.
DEKRANASDA Kota Bandung memiliki Visi “ Mewujudkan Kreativitas Industri Kerajinan Yang Berkarakter, Unggul, Dan Mandiri” DEKRANASDA Kota Bandung memiliki Misi “ : (1) menyiapkan regenerasi sumber daya manusia / perajin yang unggul dan menggali, melestarikan dan mengembangkan warisan tradisi dan budaya bangsa; (2) meningkatkan daya saing produk kerajinan berbasis kearifan lokal dengan selera global melalui pengembangan inovasi, kreatifitas dan efisiensi; (3) meningkatkan hubungan kemitraan dan kerjasama dengan lembaga nasional dan internasional di bidang industri kerajinan.

Narasumber Dr. Atikah Nurhayati.,SP.,MP menyampaikan materi mengenai Membangkitkan Pariwisata Bahari di Era Normal Baru melalui “Digital Marine Tourism Managemen”. Menurutnya bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang terberat terkena dampak pandemic Covid-19 dari sisi permintaan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Perkembangan kumulatif wisatawan mancanegara pada bulan Januari 2020 sampai dengan Juli 2020 mengalami penurunan sebesar 64,64 % dibandingkan dengan tahun 2019. Menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara mengakibatkan pelaku usaha wisata bahari mengalami kerugian secara finansial dan menyebabkan pengangguran karena objek wisata bahari di tutup karena ada Covid- 19.
Namun menurutnya, dunia secara perlahan menjalani kehidupan normal baru dengan menerapkan protokol kesehatan dengan mulai dibukanya tempat tempat umum untuk aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagian besar masyarakat sudah mengalami kejenuhan dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga sebagia besar masyarakat mulai mencoba memenuhi kebutuhan tersier denga melakukan kunjungan wisata, khususnya wisata bahari.
Pada tanggal 31 Juli 2020 Pemerintah pusat sudah memberikan imbuan untuk membuka tempat wisata alam termasuk pariwisata bahari di zona hijau atau kuning dari penyebaran virus Covid-19. Beliau menuturkan bahwa Pantai Pangandaran di Jawa Barat dipenuhi pengunjung di masa liburan dua kali long weekend pada bulan Agustus 2020. Pantai Prangteritis di Yogyakarta sudah di buka dengan membentuk posko terpadu agar pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) diharapkan sektor pariwisata mampu menjadi lokomotif perekonomian regional maupun nasional.
Setelah dibukanya sektor Pariwisata secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Bali pada 31 Juli 2020, maka wisatawan domestik mulai mengunjungi wisata bahari yang terletak di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali. Begitu pula dengan pariwisata bahari Raja Ampat dikenal sebagai destinasi wisata dengan daya tarik wisata alam bawah lautnya, seperti snorkeling dan diving telah di buka kembali di bulan Agustus 2020, termasuk Destinasi wisata Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah, kembali beroperasi pada pertengahan Agustus 2020. Dengan bergeliatnya kembali pariwisata bahari tentunya akan berkolaborasi dengan ekonomi kreatif yang digunakan sebagai souvenir atau buah tangan ketika wisatawan berkunjung. Beberapa destinasi wisata bahari mendapatkan penawaran produk cinderamata dari Kota Bandung, berupa kaos, tas, manik manik dan sebaginya. Kota Bandung sebagai kota kreatif dengan memiliki sumber daya manusia yang unggul mampu menciptakan trend center produk yang unik.
Dengan beroperasinya kembali pariwisata bahari diharapakan mampu memberikan terobosan baru dengan menerapkan “Digital Marine Tourism Managemen” dimana suatu sistem yang terintegrasi yang menghantarkan wisatawan untuk berkujung dengan melakukan reservasi terlebih dahulu, sehingga pada Adaptasi Kebiasan Baru dengan menetapkan jumlah kapasitas pengunjung 50 % dari jumlah yang seharusnya, serta mengikuti protokol kesehatan, dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19. apabila dalam perkembangannya ditemukan kasus Covid-19 atau pelanggaran terhadap ketentuan di kawasan pariwisata bahari, maka tim gugus tugas Kabupaten/Kota seharusnya melakukan pengetatan atau penutupan kembali, setelah berkonsultasi dengan gugus tugas provinsi dan gugus tugas pusat. Strategi yang harus dilakukan mengedukasi kepada wisatawan untuk mematuhi peraturan terkait protokol kesehatan, kebersihan dan keamanan..