Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Research and Innovation of Science Technology 3.0 (LKTIN RICE 3.0) merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan olehLSO HIPOTESA Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas MuhammadiyahMalang dengan mengangkat tema “Pengembangan Plasma Nutfah Berbasis Kearifan Lokal Guna Mendukung Revolusi Industri 4.0. Kegiatan ini merupakan salah satu wadah bagi siswa dan mahasiswa yang memiliki inovasi dan penelitian yang dapat diwujudkan untuk mengatasi suatu permasalahan di masyarakat. Kegiataan RICE meliputi beberapa kegiatan seperti, Presentasi Karya, Seminar, Pameran, dan Fieldtrip di daerah Malang-Batu. Peserta lomba ini diikuti oleh para peneliti muda Indonesia yang sedang menempuh pendidikan tingkat SMA Sederajat, diploma dan S1 di seluruh universitas yang ada di Indonesia.

LKTIN RICE 3.0 dilaksankanan pada tanggal 14 April 2019 di Universitas Muhammadiyah Malang, perwakilan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran yaitu Rima Nabilah Haifa (Perikanan 2016), Shalsabilla Nariswari (Perikanan 2016) dan Nabilla Shabrina (Perikanan 2016),  berhasil memperoleh Juara 2 dan memenangkan kategori Prototipe Terbaik. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yaitu Dosen pembimbing Irfan Zidni, S.Pi., M.Si, Rioaldhi dari Ciparanje Fishfarm dan dukungan BEM Kema FPIK Unpad.

Judul karya tulis ilmiah yang diikutsertakan dalam LKTIN RICE 3.0 adalah “Modifikasi Keramba Jaring Apung (KJA) dengan Menggunakan Teknologi Septic Tank Ikan untuk Meminimalisir Pencemaran di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat”. Modifikasi keramba jaring apung menggunakan teknologi septic tank ikan di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat bertujuan untuk mengurangi pencemaran air di waduk tersebut dengan cara menampung sisa metabolisme dan pakan ikan di dalam suatu drum yang diletakkan di bagian bawah jaring yang kemudian dialirkan untuk sumber nutrien bagi tanaman pada sistem akuaponik. Tingkat pencemaran air akibat kegiatan budidaya dengan sistem keramba jaring apung saat ini sudah berlebih dan mengakibatkan menurunnya kualitas air Waduk Jatiluhur sehingga pemanfaatan air Waduk Jatiluhur sebagai bahan baku pengolahan air bersih (WTP) tidak dapat digunakan dengan sepenuhnya oleh masyarakat sekitar, selain itu rendahnya kualitas air juga dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup organisme yang terdapat di dalamnya sehingga menyebabkan berkurangnya plasma nutfah yang tersedia dan berujung pada terjadinya keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak optimal. Demi mewujudkan revolusi industri 4.0 yang berkesinambungan, maka sebagai mahasiswa harus mampu menjaga kelestarian sumber daya alam yang tersedia dengan menciptakan rekayasa teknologi yang membantu keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia.